World Food Programme (WFP) Indonesia bersama BPBD Kabupaten Bantul melakukan Survei Dampak dan Respon Kalurahan terhadap Bencana Banjir di Kalurahan pada hari Rabu (20/08/2025). Survei dilakukan terhadap Pamong dan Ketua FPRB Kalurahan Wukirsari, Sriharjo, dan Selopamioro di kantor kalurahan masing-masing.
Fatah Y. Yudhanti, Penelaah Teknis Kebijakan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bantul menjelaskan bahwa survei bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai sejarah dan potensi bencana serta dampak dan tindakan yang dilakukan kalurahan untuk mengantisipasi dampak buruk bencana. Selain itu, survei juga bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana pemahaman pamong kalurahan dan FPRB Kalurahan mengenai Aksi Merespon Peringatan Dini (AMPD). Informasi dan tanggapan yang diperoleh selama survei akan menjadi bahan pertimbangan WFP Indonesia dan BPBD Kabupaten Bantul untuk menentukan 1 (satu) kalurahan yang akan ditujuk sebagai lokasi Pilot Project Integrasi AMPD ke dalam Kalurahan Tangguh Bencana (Kaltana).
Sementara itu, Perwakilan WFP Indonesia, Erik Nugroho, menyampaikan bahwa ketiga kalurahan tersebut dipilih sebagai target survei karena ketiganya sudah berstatus Kaltana dan cukup sering mengalami bencana banjir yang berdampak pada sektor pertanian. Banjir yang terjadi berulang sehingga mengakibatkan kerusakan dan kerugian terhadap sektor pertanian dikhawatirkan dapat menganggu stabilitas pangan dan menumbulkan gangguan ekonomi bagi masyarakat. Oleh karena itu, AMPD perlu diintegrasikan ke dalam Kaltana sebagai salah satu solusi untuk mengurangi potensi korban jiwa, kerusakan, dan kerugian akibat bencana.