Bantul – Bencana kebakaran merupakan salah satu potensi ancaman bencana yang ada di Kabupaten Bantul, berdasarkan data yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, setiap tahun terjadi peningkatan kejadian kebakaran. Sebagian besar penyebab kebakaran berasal dari korsleting listrik. Dengan cakupan wilayah yang cukup luas, saat ini baru ada satu posko pemadam yang ada di Kabupaten Bantul.
Pentingnya menejemen penanggulangan bahaya kebakaran, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menargetkan sampai dengan tahun 2015 dapat memberikan layanan penanggulangan bahaya kebakaran sampai dengan 80%. Pengembangan Wilayah Menejemen Kebakaran (WMK) perlu dilakukan, dalam rangka memenuhi waktu tanggap (Respon Time) maksimal 15 menit sudah berada ditempat kejadian.
Dalam rapat koordinasi yang dilaksanakan di ruang rapat BPBD (14/05/2014), Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul Drs. Dwi Daryanto, M.Si menyampaikan, “untuk memenuhi standar pelayanan minimal bidang penanggulangan bencana kebakaran, idealnya Bantul memiliki paling sedikit 3 posko Penanggulangan Bahaya Kebakaran (PBK), pengembangan WMK perlu dilakukan, selain menejemen yang tepat, dana juga menjadi faktor pendukung yang perlu diperhitungkan, sebagai contoh, Bantul saat ini baru memiliki 2 mobil pemadam, dari 2 armada yang dimiliki, hanya 1 yang memiliki kondisi yang sangat prima, dan untuk pengadaan mobil, membutuhkan dana yang cukup banyak, belum lagi peralatan kelengkapannya.
Rencana awal pengembangan WMK, Kecamatan Banguntapan akan menjadi posko pemadam kebakaran untuk wilayah timur, dan untuk melengkapi fasilitas penunjang, akan dilakukan secara bertahap, jelasnya.
Dukungan keberhasilan pengembangan WMK diperlukan dari berbagai aspek, mulai dari lalu-lintas, cadangan air, akses layanan PLN, dukungan medis, keuangan dan yang paling mendasar adalah pengetahuan serta kesiapsiagaan petugas dan masyarakat.
Rate this article!
Related Posts
